"Akan tetapi, ketika melangkah
masuk ke rumah, dia melirikku dan kuda tua dibelakangku. Seulas senyum sedih
tersungging di lekukan bibirnya yang sempurna, seakan-akan dia meliha sesuatu
yang tidak biasa pada diriku atau kuda itu. Tubuhnya tinggi, aku baru
menyadarinya, tanpa terduga senyumnya begitu manis dan lembut." Hal:
29.
The Red-Haired Woman
adalah novel pertama Orhan Pamuk yang baru saya baca. Ketika membuka halaman
pertama demi halaman saya tidak bisa berhenti untuk tidak membacanya. Cerita berawal dari seorang pemuda berumur 19 tahun yang
memendam mimpi ingin menjadi penulis. Cem berhadapan dengan pilihan yang sulit.
Antara meneruskan mimpinya atau kuliah di perguruan tinggi. Namun, ia harus
mengubur dalam-dalam mimpi dan meneruskan kuliah di perguruan tinggi karena
tidak memiliki biaya. Ditambah harus bertahan hidup di Besiktas, karena
tabungan ibu dan ayahnya sudah habis.
"Ayah tidak pernah memperhatikan aku sampai begitu.
Aku tidak pernah bisa sepanjang hari bersamanya seperti dengan Tuan Mahmut.
Namun, Ayah tidak pernah memandang rendah diriku. Satu-satunya saat aku pernah
merasa bersalah terhadapnya adalah ketika dia penjara. Jadi, ada apa dengan
Tuan Mahmut sehingga dia bisa membuatku merasa tidak enak? Mengapa aku selalu
berusaha keras mengumpulkan keberanian untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan
ini ketika kami berdua menarik kerekan, tetapi aku tidak pernah sanggup. aku
justru melihat ke arah lain dan memendam sendiri kemarahanku." Hal:
78.
Cem harus mengabdi dan
bekerja magang dimusim panasnya ke enam belas sebagai asisten penggali sumur
dengan Tuan Mahmut. Mereka menjalin hubungan ayah dan anak. Karena Cem
kehilangan sosok ayah. Ayahnya sering menghilang diculik tentara Turki. Ibunya
bilang jika ayahnya adalah pahlawan. Ayahnya akan kembali. Tapi Cem sudah
terbiasa tanpa ayahnya. Walau kenangan-kenangan kebersamaan ayahnya sangat
dirindukannya.
"Setiap sketsa berlangsung selama beberapa menit dan
dengan cepat diikuti yang lain. Bertahun-tahun kemudian, aku mencari informasi
dari berbagai buku dan film untuk melacak sumber-sumber setiap sketsa itu.
Salah satu sketsa, misalnya menampilkan pria yang kuanggap sebagai ayah Wanita
Berambut Merah naik ke panggung dengan hidung sepanjang wortel. Mula-mula
kukira ini pinokio, tetapi kemudian orang itu mengucapkan monolog pesan sketsa
ini adalah "Yang paling penting bukanlah penampilan fisik, melainkan
keindahan jiwamu." Hal: 106.
Suatu hari Cem bertemu
dengan wanita cantik dengan rambut merah tergerai panjang. Wanita itu berada di
dekat lokasi penggalian sumurnya di seberang desa. Ia benar-benar tergila-gila
dengan wanita itu. Wanita itu pemain teater di Ongoren. Pamuk menyajikan cerita yang indah sekaligus menyentuh
tentang hubungan ayah dan anak laki-laki, pernikahan, memori masa kanak-kanak
dan obsesi.
"Malam itu aku tidur dengan seorang wanita untuk kali
pertama dalam hidup. Itu saat yang penting, dan rasanya mukjizat. Persepsiku
tentang kehidupan, tentang wanita, dan tentang diriku sendiri, semuanya berubah
dalam sekejap. Wanita berambut merah itu menunjukkan siapa diriku dan apa
artinya bahagia." Hal: 121.
Novel ini dibagi menjadi
tiga bagian. Bagian pertama sebanyak 146 halaman. Kisah perjalanan Cem sebagai
narator orang pertama menjadi pemagang penggali sumur mengikuti Tuan Mahmut
mencari sumber air. Hingga ia dipertemukan oleh wanita berambut merah, jatuh
cinta dan jatuh ke dalam pelukan wanita itu. Bagian satu diakhiri oleh pelarian
Cem dari kota Ongoren ke kampung halamannya Besiktas karena lari dari rasa
bersalahnya yang besar terhadap Tuan Mahmut. Bagian pertama saat saya membaca
ritmenya pelan tapi konsisten tidak terlalu cepat.
"Aku tahu Ibu sangat berharap aku menjadi insinyur,
kalau bukan dokter, jadi aku menulis "teknik geologi" pada formulir.
Ibu memperhatikan bahwa pekerjaanku saat menjadi asisten penggali sumur telah
meninggalkan tanda pada diriku. Sejalan dengan waktu aku bertanya-tanya apakah
dia menyadari, entah bagaimana, bahwa "kedewasaan" baru yang
dilihatnya pada diriku sebenarnya noda hitam pada jiwaku." Hal: 157.
Bagian kedua, ritme ketika
saya membacanya cepat alur ceritanya. Disini
menceritakan Cem masih sebagai narator orang pertama yang akhirnya bertemu dan
menikahi wanita lain bernama Ayse. Pada bagian ini Cem dan istrinya membangun
sebuah perusahaan besar yang dinamai Sohrab. Seperti anaknya sendiri. Karena
sudah berumur 40 tahun mereka tidak dikaruniai seorang anak. Fakta demi fakta
akan terungkap pada bagian dua. Seorang akan datang dari masa lalunya meminta
pertanggungjawaban. Di bagian ini pula kisah Cem ditentukan menemui takdir
hidupnya yang mengikuti mitos.
"Pada suatu malam yang suram pada musim gugur, aku
pergi menemui nyonya Fikriye, pustakawati kepala di Topkapi Palace Manuscript
Library Perpustakaan Naskah Istana Topkapi, yang disarankan Dr. Hasim, teman
kami berdua dari Toko Buku Deniz, yang mengajar kesusastraan di sebuah
universitas. Dr. Hasim memberi tahu wanita itu tentang minatku pada Rostam dan
Sohrab, lalu Nyonya Fikriye berkata kepadanya, "Sebaliknya dia datang ke
sini supaya aku bisa menunjukkan Shahnameh bergambar kami yang sangat
indah." Ketika kami duduk dan berbincang-bincang di kediaman Sultan
Abdulmajid di halaman istana yang luas, wanita itu mengingatkanku bahwa
pencarian tanpa harapan akan seorang ayah bisa menimbulkan akibat-akibat yang
tidak bisa diramalkan." Hal: 199.
Membaca novel ini kita diajak
ikut menelusuri naskah-naskah kuno bersama Cem dan istrinya. Naskah-naskah kuno
yang berisi kisah Oedipus Rex dari Barat dan Rostam dan Sohrab dari Timur. Dari
satu kota di Paris hingga kota-kota di Turki membuat saya ingin pula menapaki tempat-tempat
yang disebutkan dinovel ini. Turki negara para Sufi juga dipenuhi sejarah dan
masa lalu yang menarik. Masyarakatnya masih percaya pada cerita-cerita dongeng
dan mitos. Sama halnya negara-negara lainnya.
Bagian ketiga, narator
orang pertama nyonya Gulcihan, si wanita berambut merah. Bagian ini narator
menceritakan kisahnya awal bermain teater. Kepada siapa ia mencintai laki-laki
yang ditemuinya. Kisah dari sudut pandang kesedihannya, perjuangannya, juga
percintaannya. Bagian ini merupakan suara hatinya yang tak pernah tokoh lain tahu. Suara hati seorang wanita sekaligus ibu.
"Ayah adalah sosok mengagumkan, karismatik, yang
sampai hari kematiannya akan selalu menerima dan mengawasi anaknya yang dia
asuh. Dia sumber dan pusat semesta. Ketika yakin punya ayah, kau akan merasa
damai bahkan jika tidak dapat menemuinya karena tahu dia selalu ada, siap
mencintai dan melindungimu. Aku tidak pernah punya ayah seperti itu." Hal
294.
Dengan gaya bahasa
sehari-hari dan ringan. Metafor yang sederhana. Membaca novel ini seperti
mendengar Orhan Pamuk berbicara menceritakan kisah Oedipus masa kini kepada
saya. Saya berada di depannya mendengarkan setiap adegan demi adegan dari
obsesi hingga tragedi. Penggambaran Cem jatuh cinta dengan sosok Gulcihan
wanita dewasa yang berbeda dua kali lebih lama sangat memikat. Cem berumur 19
tahun dan Gulcihan 33 tahun. Seorang pemuda yang lebih cocok menjadi anak jatuh
cinta kepada wanita dewasa yang lebih cocok menjadi ibunya. Namun itulah cinta
tidak memandang usia, suku, ras dan agama.
Orhan Pamuk adalah penulis asal
Turki yang memenangkan penghargaan Nobel bidang Sastra di tahun 2006. Ia
dianggap sebagai salah satu penulis dunia terbaik saat ini. Novel-novelnya yang
paling dikenal antara lain My Name is Red, Snow, The Museum of Innocence, The
Black Book, dan The Red-Haired Woman. Novel ini adalah salah satu karya
terbaik Pamuk yang mempertemukan dua mitos besar dunia yaitu Oedipus Rex dari
Barat dan Kisah Rostam dan Sohrab dari Timur. Selain mengulas hubungan antara
ayah dan anak, ia juga menceritakan bobroknya negara, politik dan kebebasan
individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar