Kumpul Penulis dan Pembaca Gagas Media Grup 2014



Lama banget rasanya nggak cuap-cuap lagi di blog ini. Kali ini saya akan mengulas acara Kumpul Penulis dan Pembaca 2014 13-14 Desember 2014 hajatannya para penulis dan pembaca Gagas Media Grup. Siang yang cukup terik saya datang sama suami, Alhamdulillah udah sah, jadi ke mana-mana selalu dianter, ihiiiiy. Nah tahun lalau saya berhalangan hadir, jadi baru bisa tahun ini. Acaranya bertempat di daerah Pejaten, Jakarta Selatan. Di kawasan Gedung Promenade, jejeran kafe-kafe bagian belakang gedung Ace Hardware, ada namanya HaloNiko, Kembang Kencur sama sekolah design namanya Indonesia Design School dijadiin tempat buat berlangsungnya acara itu. 
Semua orang yang ada di sana berbaur menjadi satu, dari Chief Editor, Editor, Penulis hingga Pembaca. Mereka berkumpul dalam sebuah acara tahunan Penerbit Gagas Media Grup.Sekilas seputar Kumpul Penulis dan Pembaca, yang saya ambil dari web kumpulpenulispembaca.com meurpakan sebuah acara yang mempertemukan penulis-penulis muda populer dengan pembaca dalam satu forum untuk berbagi banyak hal, mulai dari proses kreatif di balik pembuatan karya, kelas menulis, hingga menyaksikan performance penulis di panggung. Berbeda dengan tahun lalu, KPP tahun ini diselenggarakan dua hari dengan jumlah pembicara yang lebih banyak dan lokasi yang nyaman dan beragam.


Tema KPP tahun ini adalah “Kita adalah Cerita”. “Kita adalah Cerita” juga adalah semangat untuk menghargai apa yang kita miliki. Melihat lebih dekat rumah yang kita tinggali. Kekayaan budayanya, kearifan lokalnya, manusia-manusianya. Kita adalah Cerita adalah sebuah keyakinan dari GagasMedia Grup bahwa diri sendiri adalah rumah dari bergudang cerita.
KPP bertujuan untuk memberikan ruang bagi penulis-penulis muda populer untuk lebih dekat dengan pembacanya. Karena bagi kami, karya populer adalah karya yang membangkitkan minat membaca dalam skala yang besar. Karya penulis populer perlu diapresiasi dalam sebuah event khusus agar membangkitkan produktivitas penulis sendiri serta mengajak pembaca lebih dekat dengan penulis dan karya-karyanya. Para peserta KPP juga disuguhi program-program menarik sepanjang acara.


Karena saya datang siang, saya mengikuti beberapa Book Talk. Pertama saya mengikuti Book Talk dengan tema Indonesia adalah Cerita yang jadi pembicara Redaktur Pelaksana Gagas Media yaitu Mbak Widyawati Oktavia dengan membawa bukunya berjudul Penjual Kenangan, Herdiana Hakim penulis Kota Lama dan Sepotong Cerita Cinta, dan penulis Ngubek-Ngubek Jakarta, Cai, yang sekaligus merupakan launching bukunya ini. Ngobrol Book Talk ini dibagikan oleh Mbak Wid beberapa poin menulis seputar Indonesia, suatu daerah, kota dan sejarah yang terkait di dalamnya. Termasuk latar yang kuat berkaitan dengan si tokoh juga latar belakang sejarah tempat tinggal tokoh atau suatu tempat. 
 Book Talk kedua yang saya ikuti adalah Bikin Komik Bareng Main Komik yang memanjakan mata dengan gambar-gambar berwarna Si Juki karya Faza Meonk. Acara juga dimoderatori oleh Editor Bukune Syafial Rustama. Dalam membuat sebuah komik yang asyik menurut Faza diperlukan dua komponen utama, yaitu Gambar dan Karakter. 




Saya nggak ngikutin full untuk Book Talk ini. Karena acara selanjutnya ada Bioskop Horor acaranya komunitas yang seneng disebut sebagai Geng Horor Ceria. Saya termasuk di dalamnya. 



Bioskop Horor Bersama Penulis Horor. 


Penulis Horor Bukune Gagas Media Grup.
Pada pukul 17.00-18.00 WIB acara dimulai dengan nonton Bareng selanjutnya diskusi film-film Horor bersama Penulis Novel Horor dan selesai pukul 18.30 WIB. Acara dibuka oleh Editor Devisi Horor Elly Afriani yang seneng disebut Ry Azzura. Dia telah ngedit beberapa novel horor best seller terbitan Bukune. Dalam pembukaannya, Elly mengatakan nonton film horor bareng ini merupakan  ajang perkenalan tema horor Bukune. “Sekaligus melaunching komunitas horor Penulis dan Pembaca bernama Geng Horor Ceria,” katanya sambil tertawa ringan.
Film diputar selama kurang lebih 60 menit. Film-film yang diputar merupakan film-film  pendek. Film pertama yang diputar berjudul Cermin, Love Hurts, Grave Torture, dan penonton menjadi semakin tegang dengan film penutup, yaitu Dara.


Kemudian dilanjutkan diskusi film bersama penulis horor Bukune.  Antara lain Ayumi
Chintiami penulis My Creepy Diary 1 dan 2, Ade Hermawan Igama creator @kisahhoror dan penulis Seri Takut Bisikan Kotak Musik, Retty Tania penulis Seri Takut Apartemen Berhantu, dan empat penulis Penunggu Puncak Ancala, yaitu Ageng Wuri Rezeki, Dea Sihotang, Indra Maulana, dan Sulung Siti Hanum. Dalam diskusi film sangat interaktif. Dimulai dengan beberapa pertanyaan dari para penulis. Siapa yang bisa menjawab mendapat kaus eksklusif dari Bukune.



 

Tema horor dalam sebuah novel tak banyak dijumpai. Namun saat ini memiliki pasar tersendiri di kalangan anak muda yang senang dengan tantangan dan bisa memacu adrenalin mereka. Dalam menulis sebuah novel horor juga banyak tantangan dan hambatan yang ditemui penulis. Bagaimana membuat sebuah cerita tidak hanya menakuti-nakuti dengan penampakan hantu, tetapi mendeskripsikannya dengan baik hingga pembaca merasa takut dan penasaran dari halaman pertama sampai halaman terakhir.



Dimensi horor pun juga sangat luas sekali. Tak melulu novel bergenre horor mengisahkan soal hantu, pocong, kuntilanak, dan tuyul. Menurut salah satu penulis Ade Igama horor konteksnya sangat luas. Horor bisa mencakup beberapa tema lagi mengenai sesuatu yang mencekam. “Horor bisa mencakup soal hantu, pembunuhan, pembantaian, dan tragedy,” ujarnya. Berbeda menurut Tania, “dalam sebuah cerita horor pasti ada tragedi yang di belakangnnya,” tambahnya. Sampai ketemu di KPP 2015 dengan karya-karya baru dan mimpi-mimpi baru di tahun berikutnya. Semoga bisa terus berkarya dan buku pribadi saya bisa terbit tahun depan. Amin. 

2 komentar: