Liburan Awal Tahun Baru 2018: Senang-Senang Bersama Giant Panda

Tahun baru, semangat baru, harapan baru, dan kesempatan baru. InsyaAllah saya akan lebih rajin mengisi blog saya ini, yang sudah terlampau lama saya cuekin. Kasian kamu ya, myblog. So sorry sorry myblog.

Di awal tahun baru 2018, saya bersama keluarga berlibur ke TSI atau Taman Safari Indonesia. Rencana liburan ke tempat wisata tersebut memang sudah lama. Ditambah anak saya Langit Aksara Nurani atau biasa dipanggil Nura rasanya sudah cukup pas untuk saya kenalkan hewan-hewan liar secara langsung. Pas tanggal 1 Januari 2018 saya ajak Ibu, Adik saya, namanya Bagas Putra Riyadhana, dan pastinya Nura Ke TSI. Suami saya sedang tugas jaga Ayahnya di Kebon Jeruk. Dia sedih, tapi rela untuk nggak ikut liburan deh. Demi melakukan kewajiban seorang anak.

Ngomong-ngomong jalan-jalan sama anak terutama ke tempat wisata atau liburan saya suka bawa bekel cemilan buat Nura. Tapi entah mengapa, saat itu justru kami santai tanpa persiapan. Karena rencananya akan beli cemilan kue-kue basah di dekat rumah. Tapi sayangnya yang jualan mungkin masih tidur, alias libur karena tahun baru. Akhirnya, kami hanya membeli cemilan di toko Alfalidi.

Biasanya saya beli biskuit, wafer buat Nura iseng nyemil, roti, susu ultra mimi (ini hukumnya wajib, karena Nura bukan anak dot). Intinya cemilan manis-manis untuk asupan tenaga. Nggak lupa buah asupan tenaga lainnya biar badan nggak lemes. Buah favorit Nura itu Pisang dan Apel, simpel untuk dibawa. Kalau dulu Apel saya potong kotak-kotak tapi sekarang dia lebih suka gigit langsung atau kalau kata orang Jawa bilang 'mbrakot'.

Kami berangkat pukul 07.00 pagi sama Pak Supir. Supir saya memilih jalan kampung menuju TSI. Saya lupa nama jalannya. Tapi yang jelas jalannya naik turun bukit dan sempit, namun sudah bagus. Kami melewati deretan pohon cemara dan rumah-rumah besar yang nampak seperti vila. Keluar-keluar kami sudah di Jalan Cisarua dan macet. Mobil mengantri. Supir saya mencari tahu, ternyata ada buka tutup jalan. Saat itu pukul 8.45 pagi. Menurut abang-abang tukang parkir setempat pukul 09.00 mulai dibuka lagi jalur ke arah puncak. Alhamdulillah, kami hanya menunggu 15 menit. Sambil membunuh waktu, Nura nyemil bekal yang saya belikan tadi.

Singkat cerita, kami tiba di TSI. Mobil sudah mengantri panjang. Pelan-pelan tapi pasti, akhirnya mobil kami disamperin mas-mas tiket, haha. Mas tiket bertanya apakah kami juga ingin menonton Giant Panda? Memang kami sudah sepakat akan menonton Giant Panda. Karena Giant Panda ini langsung didatangkan dari Tiongkok pada bulan September 2017 lalu. Personil kami ada lima orang. Anak diatas 2 tahun dihitung. Supir saya nggak mau lihat Panda jadi dihitung tiket normal, Rp. 180.000,-. Sisanya, saya, Nura, Utinya, Adik dihitung include tiket Giant Panda Rp. 230.000,-. Totalnya yang harus kami kasih ke Mas tiket Rp. 1.100.000,-.

Setelah bayar, lunas dimuka, yaiyalah masa ngutang, hehe. Kami masuk untuk bersafari, menjelajah isi hutan dan penghuni liarnya. Karena liburan tahun baru TSI menjadi ramai. Mobil kami harus berjalan pelan. Hewan-hewan yang berkeliaran juga tidak terlalu banyak dan se-ekstrem biasanya. Hewan-hewan rata-rata berada di kandangnya masing-masing. Tiap spot hewan ada satu pawang yang berjaga. Namun, sempat mobil kami disebrangi oleh Singa. Supir kami malah yang ketakutan, padahal dia berbadan gempal, haha. Selain supir, Utinya Nura, juga khawatir soal kaca.

Singa numpang lewat. 
Semua foto oleh Bagas Putra Riyadhana.

Habis sudah bersafari. Nggak terasa sudah pukul 12.00 siang. Perut kami juga sudah keroncongan. Kami cari parkir. Akhirnya kami mendapat parkir di C. Cukup menanjak ke atas. Dan foodcourt berada di parkir B. Lumayan jalan santai sedikit ke bawah. Sejauh mata memandang, saat mencari parkir. Banyak pengunjung yang membawa bekal dan menggelar tikar. Adapula yang menenteng termos. Saya sudah bisa tebak pasti mahal-mahal makanan dan minuman di sini. Tapi perut sudah lapar kami hajar saja makan di sini. No problem rogoh kocek dalam yang penting perut kenyang pikrian tenang.



Perut sudah kenyang, kami langsung lanjut nyamper si Giant Panda. Nura sudah nggak sabar. Energinya terkumpul lagi setelah makan. Untuk menuju rumah si Giant Panda mobil pribadi tidak boleh naik ke atas bukit karena tempatnya masih alami dan steril. Kami berjalan ke parkiran D, karena pemberhentian bis untuk ke rumah Giant Panda ada di sana. Kami menaiki bis itu. Jalannya berkelok-kelok menanjak ke atas. Kanan kiri pemandangan yang kami lihat ada semak-semak dan pepohonan tinggi. Semakin ke atas gugusan bukit makin nampak.


Nura dan Bubu pose di depan teater Panda lantai 3. Pemandangannya bagus. 



Pemandangan lingkungan sekitar habitat Panda.

Bis berhenti di depan bangunan megah menyerupai kuil dengan tiga lantai. Turun dari bis, ada spot bagus buat foto-foto. Karena saya suka dengan landskap dan pemandagan, saya harus jeprat jepret dulu, sebelum foto selfie dan wefie dimulai, hehe. Lumayan juga olahraga, kami harus menaiki anak tangga satu persatu (yang nulis lebay, padahal nggak tinggi-tinggi amat, :p). Masuk-masuk langsung ada toko souvenir serba Panda. Untuk melihat Giant Panda kami harus ke lantai tiga dulu. Sebelum melihat Duo Panda, Cai Tao dan Hu Chun pengunjung disuguhkan tayangan singkat untuk mengenal Duo Panda ini hingga tiba di Indonesia pada tanggal 28 September 2017. Kabarnya mereka akan tinggal di Indonesia selama 10 tahun hingga memiliki anak, mudah-mudahan sampai cucu, hehe. Petugas juga mengingatkan agar pengunjung tenang tidak mengganggu Duo Panda. 


Cai Tao

Siapa sih mereka? Cai Tao lahir tanggal 4 Agustus 2010 di China Conservation and Research Centre for Giant Panda Ya'an Bifengxia Base. Ayah dari panda jantan ini bernama Yuan Yuan dan ibunya adalah Na Na. Berat Cai Tao saat ini mencapai 127 kilogram. Sementara Hu Chun lahir pada 8 November 2010 di tempat yang sama dengan Cai Tao. Ayah Hu Chun adalah Wu Gang dan ibunya bernama Ye Ye. Sejauh saya mengamati, lingkungan TSI baik dan bersih, udara sejuk dan alam masih asri, Duo Panda itu bakalan betah tinggal di sana selama 10 tahun.


Hu Chun

Puas bermain sama Cai Tao dan Hu Chun, kami turun ke bawah. Nura semangat banget membeli souvenir boneka Panda. Dia memilih sendiri boneka Panda yang paling disukainya. Di toko ini, souvenir tersedia berbagai macam jenis, ada boneka Panda dari ukuran yang paling imut sampai besar, baju, jaket, setelan anak. Harganya bervariasi, tapi rata-rata lumayan mahal. Nura memilih boneka yang ukurannya cukup besar, harganya Rp. 250.000,- melebihi tiket masuk.


Bubu dan Nura pose di depang Kuil Panda.

Dapat boneka lucu dan menggemaskan, kami langsung menuju bis untuk ke parkiran D. Masuk mobil kami menuju Baby Zoo. Nura bakal foto-foto sama bayi-bayi hewan yang menggemaskan. Bubunya berdoa dalam hati semoga Nura berani, hehe. Pertama kali, Nura foto dengan harimau putih dari India. Nura awalnya takut, tapi karena sama Bubunya dia berani. Lanjut foto sama bayi monyet. Nura takut, karena geli sama tanganya yang berbulu. Monyetnya rangkul-rangkul Bubunya, Nura jadi ketakutan, hehe. Tapi setelah itu, Nura happy lagi lanjut lihat hewan lainnya.


























Utinya ikutan pose kegirangan. 

Nggak terasa sudah sore, pukul 16.00. Nura seharian nggak ada tidur siangnya, karena saking semangatnya lihat hewan-hewan di TSI. Sebelum pulang, kami nyemil sore sambil nunggu Pak Supir. Pak Supir datang kami pun pulang kembali ke rumah melepas lelah. Terima kasih TSI dan Giant Panda, pulang kami senang membawa kenangan tak terlupakan. Sampai jumpa lagi di jalan-jalan senang berikutnya!













2 komentar:

  1. ih mau dong dirangkul monyet. Gak bisa main sama panda langsung ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak boleh. Gak boleh berisik. Gak boleh teriak2. Gak boleh ganggu pandanya. Harus tenang.

      Hapus