Semua Berawal dari Mimpi
Menjadi penulis, buat saya mungkin
waktu itu hanya sebatas mimpi saja. Tak pernah menyangka bisa mewujudkannya.
Hingga kesempatan itu datang. Semua menjadi nyata. Penunggu Puncak Ancala
sebuah proyek dari kami berlima, yang biasa kami sebut juga Pendaki Ancala
(Acen, Dea Sihotang, Ageng Wuri, Indra Maulana, dan Sulung Siti Hanum). Mereka
adalah para pejalan yang sangat menggandrungi Alam ciptaan Tuhan YME dan
khususnya Indonesia.
Sekedar mengingat kembali, awal Maret 2013 ini semua
dimulai dengan sebuah ide. Ide penulisan kumpulan cerita pendek pendakian horor
dari kami berlima. Hingga pada bulan Oktober 2013 buku Penunggu Puncak Ancala
terbit berkat kebesaranNya dan Bukune. Pengalaman horor dan misteri biasanya
sering dialami para pendaki, khususnya kami. Namun, tidak banyak pengalaman ini
yang bisa diceritakan secara bercerita bertutur atau nyastra. Berbagai alasan
biasanya muncul. Tapi kami berlima memberanikan diri menceritakan pengalaman
horor kami selama pendakian.
Buat kami, ini bukan hanya sekedar cerita kemarin
sore atau isapan jempol. Tapi ini berasal dari based on true story. Cerita ini banyak yang begitu saja menghilang
tidak terekam oleh catatan panjang. Dengan kami bercerita tentang kisah ini,
menandakan bahwa kami menghormati dan menghargai sesuatu yang abstrak yang ada
selama pendakian dan di gunung. Keberadaan mereka mengingatkan kami kembali
untuk menghargai alam dan berhati-hati ketika mendaki gunung Indonesia yang
dilekatkan dengan banyak mitos.
Buat saya sendiri, semua itu adalah ciptaanNya. Pendakian
atau traveling membuat saya mengingat
kembali sang Pencipta. Saya adalah bagian dari alam semesta atau universe yang sama-sama diciptakan
olehNya. Berada di hamparan Alam seperti merasakan kebesaranNya. Berada di
hamparan Alam seperti melihat proses ciptaanNya. Berada di hamparan Alam
seperti terkoneksi bersama ciptaanNya. Berada di hamparan Alam seperti menyatu
dengan ciptaanNya.
Selamat Datang Ancala dan Terus Berkarya
Siang itu (01/12) langit berwarna hitam. Gumpalan
awan hitam menyeruak. Mereka bergerombol menyembul bak pasukan berarak. Angin
berhembus menyentuh dedaunan pohon-pohon di Kampus UI. Suasana itu membawa saya
tiba di Depok Town Square. Hujan pun mengguyur kota Depok. Menandai bahwa kenikmatannya tiada
henti dan tidak diragukan lagi.
Toko Buku TM
Bookstore di Depok Town Square kawasan Margonda Raya Depok, menjadi saksi
karya kami berlima diterima oleh masyarakat. Alhamdulillah, Launching dan
Talkshow Buku Penunggu Puncak Ancala telah berjalan dengan lancar. Pengunjung
toko buku ada yang memenuhi kursi-kursi acara kami, ada pula yang berdiri
sambil mendengarkan.
Dari awal hingga akhir acara antusiame pengunjung
sangat bermakna buat kami. Karena kami membagi-bagikan hadiah atau
barang-barang selama kami ber-traveling.
Pertanyaan-pertanyaan muncul. Dari seputar soal penggarapan Penunggu Puncak
Ancala hingga soal cara tembus penerbit. Acara ini semakin keren karena
dimoderatori oleh editor Penunggu Puncak Ancala, Tim Promosi Bukune Bedu dan
Koordinator Relationship Penulis Bukune, dan Om Mudin Em. Adalah Elly, sang
editor Bukune yang memiliki andil besar dalam penggarapan buku ini hingga buku
ini bisa dinikmati dan ada di tangan teman-teman semua.
Penunggu Puncak Ancala adalah sebuah awal buat saya
dalam menghidupkan mimpi dan menggaungkan karya-karya saya lainnya. Semoga
selanjutnya bisa lahir karya-karya saya lainnya. Amin Allahuma Amin. Last but not least, saya ucapkan Selamat
Membaca karya kami berlima, semoga bermanfaat dan menginspirasi.
saya tak tampak kurus ya..
BalasHapus